Minggu, 25 Desember 2011
perjuangan melawan keyakinan
Akhir pekan kemarin kita terkagetkan oleh sebuah perjuangan mahasiswa Universitas Bung karno yang bernama Sondang Hutagalung. Pada hari korupsi sedunia beliau melakukan aksi bakar diri di depan istana Negara. Perjuangan yang begitu total dari seorang mahasiswa ini merupakan warning untuk pemerintahan SBY dan Boediono untuk segera melakukan perbaikan atau mengungdurkan diri dari jabatannya. SBY dan Boediono sudah diperingatkan oleh almarhum. Dalam pemerintahan periode ke dua SBY ini memang begitu banyak masalah yang menimbulkan keraguan pada diri kita terhadap kepemimpinan SBY. Kasus Century yang tidak kunjung jelas penyelesaiannya, kasus suap wisma atlet kader Partai Demokrat Muhammad Nazzaruddin yang diduga melibatkan kader PD lainnya seperti Angelina Sondakh dan Anas Urbaningrum sampai ke Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Malaranggeng, belum lagu masalah suap di Kemenakertrans yang diduga melibatkan Muhaimin Iskandar. Begitu banyak masalah yang tidak mampu ditemukan titik terangnya dalam menyelesaikan masalah tersebut. Negara kita terkesan tidak memiliki Presiden, yang ada hanya seorang penguasa yang sedang sibuk untuk mempertahankan kekuasaannya di 2014 dan menyelamatkan kader-kadernya yang terduga korupsi agar tidak tersentuh hokum. Ini merupakan rapor yang sangat merah untuk diperbaiki oleh yang sebagian orang menyebutnya sebagai Presiden itu. Wajarlah dari sekian banyaknya masalah-masalah yang tidak mampu terselesaikan oleh kepemimpinan SBY menimbulkan aksi-aksi demonstrasi dari masyarakat tanah air dan dari kalangan mahasiswa. Ketika kasus century mulai menguak kepermukaan pernah pendemo menyamakan SBY dengan “kerbau”. Tapi sayangnya dari SBY dan para orang-orang sekitarnya menafsirkan aksi tersebut sabagai penghinaan terhadap presiden. Perjuangan dan Pesan “Sondang” Kepada Kita Di hari peringatan anti korupsi se dunia aksi Sondang Hutagalung mencapai puncaknya. Dari sekian banyak rapor merah SBY dalam memberantas korupsi di negeri ini, Sondang melakukan perjuangan untuk melawan kelemahan SBY dalam memberantas korupsi dangan membakarkan diri di depan istana. Cambuk yang sangat keras telah dihempaskan oleh Sondang ke wajah SBY. Peringatan yang harus menjadi instropeksi diri bagi kepemimpinan SBY. Semoga perjuangan Sondang ini tidak ditafsirkan oleh banyak orang apalagi oleh SBY sebagai sebuah kegilaan dan keputus asaan. Keyakinan dan sikap, disitulah kita melakukan perlawanan terhadap para pengkhianat bangsa. Tidak bisa kita menyalahkan sikap dari seseorang dalam melakukan perlawanan, karena itu adalah keyakinannya yang tidak bisa kita batasi. Penilaian dari banyak pihak mengenai Alm. Sondang bahwa ia sudah gila atau putus asa itu mungkin yang disebut dengan "rational bertujuan". Mengapa dibilang seperti itu, agar dapat meredam bagi mereka yang menyakini bahwa perlawanan terhadap rezim SBY. Buka nurani mu wahai Bapak Presiden. Ini bukan kegilaan atau keputus asaan, ini merupakan awal dari para pejuang untuk selalu mengontrol dari apa yang bapak pimpin. Seharusnya tidak ada lagi “sondang-sondang” di kemudian hari. Kau SBY seperti pemimpin yang “buta”, tidak melihat banyak tangis kelaparan di seluruh pelosok bangsa. Kau “tuli”, tidak mau mendengar keluhan anak bangsa. Kau “tak bernyali”, melawan koruptor-koruptor bangsa. Kau seperti “penipu”, banyak kasus-kasus korupsi yang kau pelintirkan demi kelangsungan kekuasaanmu di kemudian hari. Dengarkanlah kami, yang menuntut perbaikan bangsa. Saudara Sondang telah mengibarkan bendera perlawanan terhadap kekuasaanmu. "maaf apabila ada salah-salah kata"
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar